METODE CERAMAH BERVARIASI DAN METODE DRILL
Makalah ini susun untuk memenuhi salah satu tugas Mid Semester pada mata kuliah Metodologi Pengajaran PAI
Di Susun Oleh :
Nurul Huda (10210115)
Dosen Pembimbing :
Ermis Suryana, S.Ag. M.Pd.I
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2012
PENDAHULUAN
Dewasa ini semakin tinggi ilmu pengetahuan dan teknologi, maka semakin maju pula pendidikan yang ada disekolah-sekolah, karena itu pula Guru bersikeras atau berjibaku untuk menyampaikan ilmu yang dimilikinya. Salah satu cara agar tercapainya tujuan pembelajaran adalah penggunaan metode yang tepat, sehingga dapat memberikan pengaruh dan kontribusi positif terhadap proses kegiatan belajar mengajar.
Selama ini banyak para pendidik yang masih menerapkan metode yang sifatnya monoton, dan hal tersebut kurang efektif dalam mengaktifkan siswa dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Maka perlulah guru untuk harus mengetahui dan menguasai berbagai ragam metode-metode dalam mengajar yang mana seakan dapat ia pakai bergantung situasi dan kondisi yang ada saat itu.
Namun, Dalam makalah ini akan dijelaskan Dua cara metode mengajar yaitu Metode Ceramah Variasi dan Metode Drill (latihan). Penjelasan yang diberikan berupa definisi dari ceramah variasi dan drill, kelemahan dan kelebihan dari penggunaan, prinsip-prinsip penggunaan metode, langkah-langkah penerapan dan cara mengevaluasi metode ceramah variasi dan drill (latihan), juga cara mengevaluasinya, yang mana pada metode ini, siswa diharapkan bisa saling berinteraksi dengan Guru dan sesama siswa lain, demi tercapainya tujuan pembelajaran.
METODE CERAMAH VARIASI
A. Pengertian Metode Ceramah Variasi
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam proses belajar mengajar. Dan metode ini metode mengajar yang menitikberatkan pada penuturan kata-kata secara lisan dari guru kepada murid. Meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru dari pada siswa, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran.
Hakikat ceramah adalah menyampaikan informasi/materi secara lisan yang dikemas secara mendalam yang mudah dipahami oleh audiens.
Dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ceramah adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam menyampaikan materi atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah dalam proses belajar mengajar dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung kepada siswa.
Sedangkan yang dimaksud dengan metode ceramah bervariasi ialah metode ceramah yang dalam penyampaiannya dikombinasikan dengan metode lain misalnya dengan metode tanya jawab, diskusi, demostrasi dan tugas yang mana dalam penyampaian metode ini guru menggunakan metode tersebut secara bersamaan. Dan dalam penyampainya juga seorang guru harus menggunakan variasi suara/ intonasi suara dari keras menjadi lembut, tinggi, rendah, serta memberikan tekanan pada kata-kata tertentu. Gerak badan dan mimik, variasi dalam ekspresi wajah guru, gerak kepala dan badan guru dapat mempertahankan perhatian siswa hal ini juga yang harus diperhatian seorang guru.
Serta dalam penyampaian ceramah bisa juga disertai dengan humor agar siswa tidak mudah jenuh dan bosan.
B. Prinsip-prinsip Penggunaan
Metode ceramah wajar dilaksanakan apabila:
a. Jumlah murid terlampau banyak sehingga sulit menyampaikan metode lain. Kalau jumlah murid sedikit maka carilah metode-metode lain yang lebih efektif seperti metode tanya-jawab, metode diskusi dan sebagainya.
b. Bahan yang disampaikan merupakan topik baru yang mengandung informasi, penjelasan atau uraian.
c. Tidak ditemui bahan yang disampaikan itu dalam buku yang akan dipergunakan oleh murid sebagai buku pedoman.
d. Guru seorang pembicara yang mahir dan bersemangat dan dapat menarik sert merangsang perhatian murid. Apabila guru berbicara terlampau pelan akan menyebabkan murid mengantuk, apabila guru berbicara terlampau keras akan mengakibatkan murid kurang memperhatikan.
e. Guru menyimpulkan dari pokok-pokok yang penting dari ceramah yang diberikan; sehingga murid-murid dapat melihat hubungan antara pokok masalah itu.
f. Bahan yang harus diajarkan banyak sekali sedangkan waktu terbatas.
g. Dalam meberikan gambaran/ilustrasi terhadap bahan pelajaran dan kata-kata tertentu, seperti sanjak, gambar diagram, dan lain sebagainya, metode ceramah yang tepat dipergunakan.
h. Untuk menumbuhkan serta menanamkan apresiasi/penghayatan terhadap isi sanjak, puisi, watak orang dan sebagainya, dengan metode ceramah juga dapat dilaksanakan.
i. Apabila tidak ada alat-alat lain kecuali bahasa lisan.
Dari pendapat-pendapat diatas, dapat dipahami bahwa didalam menggunakan metode ceramah dalam proses belajar-mengajar diharapkan guru mampu menempatkan kondisi yang sesuai untuk menerapkan metode ceramah tersebut.
Alasan guru menggunakan metode ceramah harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Metode ceramah ini digunakan karena pertimbangan:
a. Anak benar-benar memerlukan penjelasan, misalnya karena bahan baru atau guna menghindari kesalahpahaman.
b. Benar-benar tidak ada sumber bahan pelajaran bagi peserta didik.
c. Menghadapi peserta didik yang banyak jumlahnya dan bila menggunakan metode lain sukar diterapkan.
d. Menghemat biaya, waktu dan peralatan.
C. Kelebihan dan Kekurangan
Metode ceramah mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangannya, diantaranya sebagi berikut:
a. Kelebihan Metode Ceramah
• Suasana kelas berjalan dengan tenang karena murid melakukan aktivitas yang sama, sehingga guru dapat mengawasi murid sekaligus secara komprehensif.
• Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu singkat murid dapat menerima pelajaran sekaligus secara bersamaan.
• Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
• Dapat diikuti dengan jumlah yang besar.
• Melatih murid untuk menggunakan pendengarannya dengan baik sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat.
b. Kelemahan Metode Ceramah
• Interaksi cenderung bersifat centred (berpusat pada guru).
• Guru sulit mengetahui sampai batas mana siswa dapat menguasai materi yang telah diberikan.
• Kemungkinan siswa salah tafsir terhadap apa yang diceramahkan oleh Guru.
• Sangat merugikan bagi siswa yang memiliki tipe belajar selain Tipe Auditif.
• Gejala Verbalistis (pengertian kata-kata) sering terjadi
• Bila selalu digunakan terlalu lama, membosankan.
• Menyebabkan siswa menjadi pasif.
D. Langkah-langkah Penerapan
Pada umumnya tiga hal pokok yang harus diperhatikan yakni: persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan kesimpulan. Langkah- langkah metode ceramah yang diharapkan ialah:
a. Tahap persiapan, pada tahap ini seorang guru dituntut untuk menciptakan kondisi belajar yang baik sebelum belajar dimulai
b. Tahap penyajian, setiap guru meyampaikan bahan ceramahnya.
c. Tahap asosiasi, pada tahap ini seorang guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang telah diterimanya, dalam bentuk tanya jawab dan diskusi.
d. Tahap generalisasi atau kesimpulan. Menyimpulkan hasil ceramah umumnya siswa mencatat bahan yang telah diceramahkan oleh guru.
1) Persiapan
Tujuan persiapan ini ialah:
a. Menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pelajaran dan masalah atau pokok- pokok masalah, apakah yang akan dibahas dalam pelajaran itu.
b. Membangkitkan bahan apresiasi pada siswa untuk membantu siswa memahami pelajaran yang disajkan.
Sekalipun, guru telah mengetahui bahan pelajaran ada baiknya guru mempersiapkan diri sebelum mengajar beberapa hal yang harus dipersiapkan seorang guru ialah:
• Seorang guru hendaknya mengetahui tingkat pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa pada waktu akan melakukan metode ceramah ini.
• Guru hendaknya menguasai betul bahan yang akan diajarkan secara luas dan mendalam.
• Bahan hendaknya dibuat bagannya, dan dilengkapi dngan beberapa alat pelajaran yang diperlukan.
• Bahan hendaknya disesuaikan dengan tingakat kemampuan dan perhatian atau minat siswa.
• Siapkan beberapa pertanyaan untuk mengecek apakah bahan pelajaran yang telah dipelajari dipaham atau tidak oleh siswa.
• Mengecek apakah siswa ada pokok atau masalah yang dikemukakan telah dimengerti atau belum.
• Sewaktu- waktu ceramah disertai humor agar siswa tidak bosan.
• Buatlah rangkuman tentang bahan yang telah diajarkan.
• Beri petunjuk untuk mempelajari lebih lanjut baik berupa tugas membaca ataupun latihan- latihan.
2) Penyajian
Pada tahap ini disajikan bahan yang berkenaan dengan pokok- pokok masalah. Setelah disampaikan dan dibandingkan untuk melihat interelasi dan menemukan akibat- akibatnya.
3) Generalisasi
Pada saat ini unsur yang sama dan berlainan dihimpun untuk mendapatkan kesimpulan mengenai pokok pembahasan masalah yang ada dalam ceramah
4) Aplikasi/ penggunaannya
Pada tahap ini, dimana kesimpulan yang diperoleh digunakan dalam berbagai situasi sehingga nyata makna kesimulan itu.
E. Praktik Penggunaan Metode Ceramah Bervariasi
Dalam prakteknya metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari beberapa metode mengajar. Berikut ini kombinasi didalam menggunakan metode ceramah yang bervariasi:
a. Ceramah, Tanya Jawab, ,dan Tugas.
Metode ini digunakan guru dengan memberikan ceramah kepada siswa kemudian setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswanya mengadakan Tanya jawab. Tanya jawab diperlukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang disampakan melalui metode ceramah. Untuk lebih memantapkan penguaasaan siswa terahadap bahan yang telah disampaikan maka tahap selanjutnya siswa diberi tugas, misalnya membuat kesimpulan ceramah, mengerjakan pekerjaan rumah, diskusi dan sebagainya
b. Ceramah, Diskusi, dan Tugas
Penggunaan metode ini diawali dengan pemberian kepada siswa tentang bahan yang akan didiskusikan, lalu memberikan masalah untuk didiskusikan. Kemudian diikuti dengan tugas-tugas yang akan dilakukan siswa. Ceramah dimaksudkan untuk memberikan informasi atau penjelasan mengenai bahan yang akan dibahas dalam diskusi, sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pada akhir diskusi siswa diberikan beberapa tugas saat itu juga, untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa melalui diskusi tersebut.
F. Materi PAI Yang Sesuai Dengan Metode Ceramah
Untuk materi yang sesuai untuk disampaikan melalui metode ceramah variasi, hampir meliputi seluruh materi yang diajarkan di mata pelajaran PAI (akidah akhlak, SKI, Fiqh, Al-Qur’an hadits), akan tetapi juga harus memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan kelas dan siswanya.
Untuk Kali ini saya akan memilih menerapkan materi PAI dalam pembelajaran metode ceramah bervariasi ini ialah mata pelajaran Akidah Akhlak.
Yaitu yang ber sub judul, misalnya tentang , untuk mengetahui pengertian Akhlakul Karimah maka satu- satunya metode yang tepat digunakan ialah metode ceramah bervariasi, karena Sifat-sifat terpuji dan tercela ini butuh penjelasan yang konkrit, sulit diperagakan dan butuh waktu yang panjang dalam pengaplikasiannya. Di sini guru harus menjelaskan mulai dari Pengertian dasar dari Akhlakul Karimah, Macam-macamnya, dalilnya dan contohnya.
G. CONTOH PENERAPAN
1. Kegiatan awal
• Guru memasuki kelas dan memberikan Salam pembuka
• Sebaiknya sebelum pelajaran dimulai, Seorang Guru harus bisa membuat Murid-muridnya termotivasi untuk mengikuti pelajaran dan agar murid antusias pada saat pembelajaran, bagaimana pun caranya seorang guru itu harus kreatif. Semisal dengan Sedikit menceritakan Film “Upin-Ipin dan memperlihatkan gambar/posternya”, yang mana diambil dari segi yang positif dan terpujinya. Yang akan membuat rasa ketertarikan murid dari awal hingga akhir pembelajaran.
• Sebelum memulai Pelajaran, Guru mengkondisikan Siwa sekondusif mungkin, agar bisa berjalannya proses pembelajaran.
• Setelah itu, Guru Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk melakukan metode ceramah bervariasi.
2. Kegiatan inti
• Guru memberikan informasi/ penjelasan tentang materi yang akan di bahas. materi yang akan dibahas semisalnya adalah Akidah Akhlak, yaitu Akhlakul Karimah (Sifat-sifat terpuji).
• Mula-mula, Guru menjelaskan pengertian dasar dan umumnya dari Akhlakul Karimah (Sifat-sifat terpuji).
Contoh: Anak-anak, Hari ini kita akan belajar tentang Sifat terpuji, sifat terpuji adalah sifat baik yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya : Jujur, sabar, ikhlas, saling membantu,rendah hati, berbakti pada kedua orang tua dan sebagainya.
• Setelah itu, Guru menjelaskan Macam-macam pembagian dari sifat terpuji, Dalilnya, juga contohnya dalam kehidupan nyata. Contoh-contoh Dari Sifat terpuji, misalkan contohnya: Apabila kita melihat seorang nenek tua yang renta ingin menyebrang jalan, tindakan yang harus kita lakukan adalah membantu nenek itu menyebrang. Yang mana setelah pembelajaran sangat diharapkan Murid dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
• Guru merangsang seluruh siswa agar ikut berpartisipasi dalam metode cermah bervariasi.
• Memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk aktif.
Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif, maka siswa pun tidak akan merasa bosan dan tidak monoton. Siswa yang mungkin ada yang belum memahami akan Materi Akhlakul Karimah tadi boleh menyanggah, atau pun menambahkan saran atau bertanya.
• Mencatat tanggapan/ saran dan ide- ide yang penting.
3. Kegiatan akhir
• Guru Menyimpulkan materi tentang pengertian Akhlakul Karimah, Macam-macam pembagiannya,Dalilnya dan contohnya tersebut.
• Mengadakan tanya jawab seputar materi yang dipelajari.
Agar tidak timbul kevakuman dalam pembelajaran dan Guru pun bisa mengetahui tingkat kepahaman siswa, maka Metode ceramah pun dikombinasikan dengan metode Tanya jawab, diskusi, bahkan pekerjaan rumah ataupun demonstrasi. Disinilah letak Ceramah variasi sungguh jelas, yang mana mengkombinasikan antara metodeyang tertera tersebut.
• Mencatat hasil ceramah. Dengan ini, Untuk lebih memantapkan penguaasaan siswa terahadap bahan yang telah disampaikan maka tahap selanjutnya siswa diberi tugas, misalnya membuat kesimpulan ceramah, atau dengan berdiskusi
• Menilai hasil ceramah.
Untuk mengetahui sampai batas mana kepahaman siswa akan materi yang telah dijelaskan tadi dalam bentuk metode ceramah bervariasi.
• Mengadakan evaluasi ( post test).
Memberikan tugas kepada murid tentang akhlakul karimah tadi, setelah itu dikumpulkan dengan cara itu guru bisa menilai sejauh mana pemahaman siswa tersebut.
• Guru memberikan informasi materi selanjutnya.
• Guru dan siswa sama- sama menutup kegiatan pembelajaran kemudian salam.
Contoh: anak-anak mungkin cukup sampai disini dulu pelajaran kita hari ini, semoga sifat-sifat terpuji ini dapat diterapkan yah dalam kehidupan sehari-hari. Wassalamu’alaikum wr.wb.
H. Cara Mengevaluasi Metode Ceramah
Adapun cara dalam mengevaluasi metode ceramah diantaranya sebagai berikut:
• Dengan mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa yang telah diterimanya, melalui tes lisan dan tulisan atau tugas lain.
• Memberikan tugas kepada siswa untuk:
(a) membuat kesimpulan ceramah
(b) mencatat kesimpulan ceramah
(c) menilai hasil ceramah.
• Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menilai atau memberi tanggapan terhadap materi yang disampaikan.
• Guru bertanya langsung kepada siswa setelah memberikan materi ceramah.
METODE DRILL (LATIHAN)
A. PENGERTIAN METODE DRILL
Metode latihan, merupakan salah satu bentuk dari berbagai macam metode yang banyak digunakan para pendidik agar tujuan pembelajaran tercapai. Metode Latihan/ Drill ini lebih menitikberatkan pada keterampilan siswa seperti kecakapan motoris, mental, asosiasi yang dibuat dan sebagainya.
Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang - ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya.. Metode drill adalah melatih siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.
Yang dimaksud dengan metode latihan adalah suatu metode mengajar dimana siswa diajak ketempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode drill adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil. Dari segi pelaksanaannya siswa terlebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara teoritis kemudian siswa disuruh mempraktikkan hingga menjadi mahir dan dikuasai sepenuhnya.
B. PRINSIP PENGGUNAAN.
Prinsip-prinsip dasar yang harus diperhatikan jika akan menggunakan latihan :
1) Drill atau latihan hanya untuk bahan yang berisi otomatis.
2) Latihan harus memiliki arti dalam rangka yang lebih luas;
a) Sebelum dilaksanakan latihan para siswa perlu mengetahui arti latihan itu terlebih dahulu.
b) Kesadaran para siswa terhadap kegunaan latihan itu dalam keidupannya kelak.
c) Siswa perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar.
3) Latihan itu pertama-tama harus ditekankan kepada diagnosa.
4) Masa berlatih harus relatif singkat, tetapi harus sering diadakan.
5) Masa berlatih harus menarik, gembira, dan menyenangkan;
a) Agar hasil latihan memuaskan, minat intristif diperlukan.
b) Setiap kemajuan siswa harus jelas
c) Hasil latihan terbaik, dengan sedikit menggunakan emosi.
6) Pada waktu latihan, harus mendahulukan proses yang esensial.
7) Proses latihan dan kebutuhan harus diserasikan dengan tingkat kemampuan siswa.
C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
1. Kelebihan.
peserta didik akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajari.
Dalam waktu yang relatif singkat, dapat diperoleh penguasaan dan keterampilan yang diharapkan.
Untuk melatih kecakapan-kecakapan motoris dan mental untuk memperkuat asosiasi yang dibuat.
Para murid akan memiliki kemampuan yang siap pakai
Akan tertanam pada setiap pribadi anak kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin.
Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya.
2. Kelemahan.
Dapat menimbulkan verbalisme terutama pengajaran yang bersifat menghafal. Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang berkenaan dengan hafalan tersebut tanpa suatu proses berfikir yang logis.
Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah anak didik melakukan sesuatu secara mekanis, dalam memberikan stimulus peserta didik bertindak secara otomatis.
Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana siswa menyelesaikan tugas secara statis sesuai apa yang diinginkan guru.
Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton,mudah membosankan.
D. LANGKAH PENERAPAN
Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode drill beberapa komponen yang harus disiapkan, seperti:
a. Kesiapan langkah pelaksanaan metode drill langkah yang dapat ditempuh dalam metode latihan (drill) terbagi dalam tiga bagian pokok, sebagai berikut:
1) Pendahuluan dengan melakukan pemanasan Pada tahap ini perlu dipersiapkan terutama mental murid untuk menerima pelajaran yang akan disajikan kepada mereka pada langkah pelajaran inti. Hal yang harus dilakukan seperti:
a) Memberikan penjelasan seperlunya tentang suatu kegiatan yang perlu dilaksanakan dengan menggunakan metode drill. Tujuanya adalah untuk memberikan gambaran perbuatan yang perlu dicapai dengan menggunakan metode, sehingga murid memahaminya. Penggambaran itu disertai contoh-contoh perbuatan yang perlu dilaksanakan.
b) Apabila keterangan-keterangan yang diberikan telah cukup, perlu kiranya diberi latihan pendahuluan sebagai persiapan untuk melaksanakan latihan yang sesungguhnya. Guru memberikan contoh yang benar dalam bentuk gerak maupun ucapan kemudian murid menirukan.
2) Pelajaran inti
a) Murid melaksanakan latihan yang mempunyai kesukaran-kesukaran yang masih dapat diatasi oleh murid. Latihan ini diulang-ulang sampai murid benar-benar telah dapat melaksanakan gerak yang menjadi materi pembelajaran dengan metode drill.
b) Mengadakan kontrol atau mengadakan koreksi terhadap latihan. Diagnosa kesalahan-kesalahan pada waktu melaksanakan tugas latihan. Bila ditemukan kesalahan langsung dianalisa, dibicarakan seperlunya diperbaiki kemudian dilatih lagi.
3) Penutup
a) Melaksanakan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang dilaksanakan oleh murid.
b) Memberikan latihan penenangan.
Peranan guru dalam pelaksanaan metode drill dalam melaksanakan metode drill, ada beberapa peranan guru yang dapat dikemukakan, diantaranya sebagai berikut:
1) Guru dapat memberi contoh kegiatan yang akan dilatih.
2) Guru selalu memperhatikan langkah-langkah yang dilaksanakan di dalam metode drill.
3) Supaya pelaksanaan metode drill lebih efektif dan tidak memboroskan waktu serta tenaga, maka guru perlu memperhatikan tingkat latihan yang perlu dicapai.
4) Guru perlu memperhatikan adanya latihan-latihan pendahuluan yang perlu diajarkan.
5) Guru perlu menghindarkan seawal mungkin kesalahan-kesalahan yang diperbuat murid. peran murid dalam pelaksanaan metode drill Peranan murid yang diharapkan dari metode drill, antara lain: Agar murid berusaha sedemikian rupa sehingga mempunyai gambaran yang jelas bagaimana ia harus berbuat dalam latihan ini.
Langkah tersebut merupakan langkah pembelajaran yang sistematis dan keruntutan proses mesti ditempuh, namun tidak boleh dilupakan motivasi bisa menjadi sangat menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dapat berbentuk materi maupun moril.
Dengan langkah-langkah di atas, latihan diharapkan dapat betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan tersebut, serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek.
E. MATERI PAI YANG SESUAI
Dalam metode drill ini materi pendidikan agama islam yang sesuai untuk diterapkan melalui metode ini ialah mata pelajaran bahasa arab. Dalam penerapannya guru diharuskan terlebih dahulu meyampaikan materinya misalnya meyampaikan mufradat untuk dijadikan sebuah kalimat yang dapat digunkan untuk komunikasi dalam kehidupan sehari- hari, setelah itu siswa diharuskan dapat menguasai mufrodat ( kata- kata) dengan latihan.
Murid juga dituntut untuk hafal dan mengembangkannya menjadi kalimat- kalimat dengan memperhatikan ketentuan dalam cara penggunaan bahasa arab. Untuk itu metode drill sangatlah tepat untuk proses pembelajaran dalam pelajaran bahasa arab.
F. CARA MENGEVALUASI
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, bahwa materi pelajaran ada dua macam: yaitu teori dan praktek. Sementara Penilaian kedua-duanya adalah metode drill dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
a. Secara klasikal, yaitu murid menukar pelajarannya dengan pekerjaan teman-temannya yang lain.
b. Secara individual, yaitu guna membuat jawaban yang benar, selanjutnya anak didik mencocokannya dengan latihan mereka masing-masing.
c. Anak didik mencocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia lebih dahulu.
Dan bisa juga seperti :
• Dengan cara mengulangi kembali akan hal – hal yang telah dihapal oleh para siswa, sehingga kita tahu yang mana belum tercapai pada siswa, melalui sistem hapalan ataupun dari segi motoriknya (terutama gerak bibir mereka.
• Memberikan Hafalan, pengulangan intonasi, ataupun kecakapan dalam hal pelapalan.
• Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulangi hapalan yang belum matang bagi mereka. guru bersikap lebih propesionalitas dalam hal pengucapan lapalan tersebut, sehingga memberikan pengetahuan yang mendalam .
G. CONTOH PENERAPAN
Dalam Metode Drill/ Latihan ini saya memilih untuk menerapkan metode ini pada Mata Pelajaran Bahasa Arab, Karena jelas pada materi Bahasa arab Diperlukan daya latihan, serta kecakapan motoris, maupun mental, yang mana Mengulang-ngulang latihan secara terus menerus sampai anak didik memiliki ketangkasan yang diharapkan.
Contoh Penerapan:
• Guru memasuki kelas dan memberi salam;
Assalamu’alaikum wr.wb. Selamat pagi Anak-anak, hari ini kita akan belajar Bahasa Arab, ya baiklah sebelum memulai Ibu akan menjelaskan terlebih dahulu tentang kosa kata atau mufrodat.
• Guru memberikan materi Bahasa Arab pertama kali guru menuliskannya di papan tulis, dan memerintahkan siswa untuk menuliskannya dibukunya masing-masing, Berikan waktu sekitar 5 menit untuk menuliskan Materi Bahasa arab tersebut. Contoh materi bahasa arab tentang Benda-benda Didalam kelas; Saburotun (Papan Tulis), Maktabun (Meja), Hakibatun(Tas), Mimsahatun (Penghapus), Kursiyun (Kursi), Kolamun (Pena), Kitabun (Buku), Miklamatun (Spidol).
• Setelah itu Guru mencontohkan membaca Huruf arab yang telah dituliskan tersebut, misalkan tentang Benda-benda didalam kelas. Contoh: Anak-anak, dengarkan pengucapan ibu, setelah itu kalian yang akan mengikuti ucapan ibu ini.
• Bergantian setelah Guru, murid serentak Mengucapkan apa yang telah diperintahkan oleh gurunya. contoh: tentang benda didalam kelas y: “Maktaabun” adalah “meja”, “Sabuurotun” adalah “papan tulis”.
• Siswa mengucapkan kalimat secara berulang-ulang dan guru menjelaskan mufradat dan Pengucapan yang benar, tajwid ataupun maknanya.
• Murid pun mengulanginya bersama-sama, dan Guru menyuruh Murid untuk menutup buku nya dan mengulangi serta menghafalkan mufradath tersebut.
• Siswa diberi kesempatan mengadakan latihan. Seperti menyuruh siswa satu persatu maju ke depan kelas dan Guru menyimak dari lafadz, tajwid, dan maknanya.
• Setelah itu Guru memberikan latihan kepada murid tentang apa yang telah dipelajari hari itu. Metode ini diharapkan agar siswa dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari dalam lingkungan sekolah ataupun dirumah.
• Guru bersama siswa menyimpulkan dari materi apa yang telah dipelajari pada hari itu.
• Guru bersama siswa menutup pelajaran dengan membaca hamdallah dan mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab salam.
KESIMPULAN
Metode ceramah bervariasi merupakan metode Suatu metode didalam proses belajar mengajar dengan penuturan lisan oleh Guru, yang mana dalam penyampaiannya dikombinasikan dengan metode lain misalnya dengan metode tanya jawab, diskusi, demostrasi dan tugas yang mana dalam penyampaian metode ini guru menggunakan metode tersebut secara bersamaan.
Dan dalam penyampainya juga seorang guru harus menggunakan variasi suara/ intonasi suara dari keras menjadi lembut, tinggi, rendah, serta memberikan tekanan pada kata-kata tertentu. Gerak badan dan mimik, variasi dalam ekspresi wajah guru, gerak kepala dan badan guru dapat mempertahankan perhatian siswa hal ini juga yang harus diperhatian seorang guru.
Dalam penyampaian pun agar siswa tidak mudah bosan atau jenuh, Guru bisa mencari inisiatif Dengan diselingi Humor, diselingi permainan, atau jika Srana dan prasarana disekolah tersebut memadai Guru bisa menggunakan Media yang ada. Setelah di akhir materi guru mengadakan Tanya jawab, diskusi, dan Menyimpulkan Bersama materi pelajaran tersebut.
Sedangkan yang dimaksud Metode drill(Latihan) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan melatih siswa agar menguasai pelajaran dengan terampil. Dari segi pelaksanaannya, siswa terlebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara teoritis kemudian siswa disuruh mempraktikkan hingga menjadi mahir dan terampil. Di sinilah usaha sadar bagi guru untuk selalu memperkaya dan mengembangkan
diri terhadap penguasaan metode dan teknik pembelajaran. Juga dalam materi Yang diterapakan pada contoh tadi Bahasa Arab, Sehingga tercipta motivasi yang kuat,
proses belajar mengajar yang harmonis dan tercapai tujuan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Engkoswara. 1988. Dasar-dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta : Bina Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru & anak didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.
------------.2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Mansyur. 1997. Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Kalam Mulia.
Roestiyah. 1985. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara.
Shalahuddin, Mahfud. 1987. Metodologi Pengajaran Agama. Surabaya: Bina Ilmu.
Shaleh, Abdul, Rachman. 2006. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sukardi, Ismail. 2011. Model dan Metode Pembelajaran Modern, Suatu Pengantar. Palembang: Tunas Cemerlang.
Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Yusuf, Tayar dan Syaifiil, Anwar. 1997. Metode Pengajaran Agama dan Bahasa arab, jakarta: raja grafindo persada.